Madrasah Al-Hidayah Samangraya Citangkil Cilegon - Kami menemui Ustadz Mahdi Sayuti dan Ustadzah Urofiah di Madrasah Al-Hidayah, kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil, Cilegon. Tim PKBL Krakatau Steel yang terdiri dari Anazmudin, Alkaffaltationis, Lucky Bachtiar dan Waluyo bermaksud melakukan liputan.
Mahdi Sayuti dan Urofiah adalah sosok-sosok kunci pengelola Madrasah Al-Hidayah, sebuah madrasah dua lantai yang berdiri cukup kokoh. Keseluruhan fisik bangunan tersebut merupakan bantuan dari PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Kedua orang sosok kunci ini, mereka telah berusia lebih dari 60 tahun, berkisah tentang histori Madrasah Al-Hidayah. Madrasah tersebut asalnya adalah pesantren tradisional yang telah ada sejak mereka masih kanak-kanak. Sebagai pesantren tradisional yang telah ada sejak masa orde lama, tata kelolanya sangat sederhana dan penuh keprihatinan. Memang, santrinya tidak banyak meskipun berasal dari berbagai daerah Sumatera dan Jawa,
Puluhan tahun beroperasi sebagai pesantren tradisional hingga akhirnya pada tahun 1983 mulai ada semangat baru untuk melakukan pengembangan. Maka mulai tahun tersebutlah dirintis usaha untuk membangun sebuah madrasah. Tempatnya adalah berseberangan dengan pesantren tradisional yang telah ada sebelumnya.
Rintisan usaha membangun madrasah tersebut tidak mudah dari sisi pendanaan, bahkan hingga tahun 2000-an fisik bangunan yang baru belum juga bisa dihadirkan. Untuk mengentaskan permasalahan pendanaan ini pihak Al-Hidayah mengajukan proposal permohonan bantuan ke PT. Krakatau Steel pada tahun 2006. Proposal tersebut disetujui. Dan tiga bulan sejak saat itu pembangunan fisik madrasahpun selesai.
Di lokasi itu kini ada dua bangunan madrasah yang posisinya berseberangan. Satu sekolah berlantai satu adalah madrasah diniyah yang dibangun oleh yayasan atas bantuan masyarakat, lalu satu bangunan lagi berlantai dua yang merupakan wujud bantuan PT. Krakatau Steel sebagaimana disebut di atas. Di bangunan sekolah dua lantai itu ada TK, MT, MA, dan SMU.
Mahdi Sayuti dan Urofiah adalah sosok-sosok kunci pengelola Madrasah Al-Hidayah, sebuah madrasah dua lantai yang berdiri cukup kokoh. Keseluruhan fisik bangunan tersebut merupakan bantuan dari PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Kedua orang sosok kunci ini, mereka telah berusia lebih dari 60 tahun, berkisah tentang histori Madrasah Al-Hidayah. Madrasah tersebut asalnya adalah pesantren tradisional yang telah ada sejak mereka masih kanak-kanak. Sebagai pesantren tradisional yang telah ada sejak masa orde lama, tata kelolanya sangat sederhana dan penuh keprihatinan. Memang, santrinya tidak banyak meskipun berasal dari berbagai daerah Sumatera dan Jawa,
Puluhan tahun beroperasi sebagai pesantren tradisional hingga akhirnya pada tahun 1983 mulai ada semangat baru untuk melakukan pengembangan. Maka mulai tahun tersebutlah dirintis usaha untuk membangun sebuah madrasah. Tempatnya adalah berseberangan dengan pesantren tradisional yang telah ada sebelumnya.
Rintisan usaha membangun madrasah tersebut tidak mudah dari sisi pendanaan, bahkan hingga tahun 2000-an fisik bangunan yang baru belum juga bisa dihadirkan. Untuk mengentaskan permasalahan pendanaan ini pihak Al-Hidayah mengajukan proposal permohonan bantuan ke PT. Krakatau Steel pada tahun 2006. Proposal tersebut disetujui. Dan tiga bulan sejak saat itu pembangunan fisik madrasahpun selesai.
Di lokasi itu kini ada dua bangunan madrasah yang posisinya berseberangan. Satu sekolah berlantai satu adalah madrasah diniyah yang dibangun oleh yayasan atas bantuan masyarakat, lalu satu bangunan lagi berlantai dua yang merupakan wujud bantuan PT. Krakatau Steel sebagaimana disebut di atas. Di bangunan sekolah dua lantai itu ada TK, MT, MA, dan SMU.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Madrasah Al-Hidayah Samangraya Citangkil Cilegon , semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.