Usaha Gigih Keluarga Penjahit dari Ciwaduk - Hukmiyati memulai usaha jahit rumahan sejak tahun 1989 dengan modal Rp 300 ribu. Untuk mendongkrak popularitas, dia membuka kursus jahit gratis di desa Ciwaduk. Kegiatan ini sungguh membutuhkan kegigihan karena meskipun gratis tidak mudah memobilisasi masyarakat sekitar. Kursus gratis ini berlangsung selama tiga bulan.
Menjalankan usaha jahit rumahan, di jaman banyak yang menjual pakaian jadi, tentu bukan hal mudah. Terlebih secara harga rata-rata untuk kualitas pakaian tertentu, membeli pakaian jadi adalah lebih murah. Tapi Hukmiyati tidak patah arang.
Dari kegiatan kursusnya, Hukmiati memperoleh benefit ganda. Benefit pertama adalah popularitas usahanya meningkat, adapun benefit kedua adalah munculnya kader-kader penjahit di Ciwaduk. Pada gilirannya nanti, para kader ini menjadi penyokong moril bagi semangatnya berusaha.
Hukmiyati memiliki keterampilan unggulan yaitu menjahit kebaya, sebuah busana tradisional wanita yang memang tidak semua penjahit mampu menjahitnya. Maka inilah juga yang sangat menolong popularitasnya. Bila seorang penjahit mampu menjahit kebaya, maka menjahit busana model lain tentu lebih mudah baginya.
Periode ini adalah perintisan, setelah itu usaha jahit Hukmiyati berjalan stabil pada level tertentu dimana dia mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya secara layak. Hal ini berlangsung cukup lama hingga akhirnya dia berpikir untuk mengembangkan usaha.
Melalui Subdit PUKK, Hukmiyati memperoleh pinjaman modal pengembangan usaha sebesar Rp 8 juta pada tahun 2004. Modal ini dapat dimaksimalkan sehingga dia dapat melunasinya secara tepat waktu atau dalam kurun 2 tahun masa angsuran. Masa-masa ini merupakan momentum Hukmiyati untuk memperoleh buah dari usaha kerasnya. Profit usaha jahitnya bertambah secara signifikan hingga dia mampu menjalankan ibadah haji pada tahun 2005, mencicil pinjaman, serta mengkuliahkan anak-anaknya.
Tidak berhenti di sana, Hukmiyati terus melakukan pengembangan usaha dengan cara kembali mengajukan pinjaman modal. Tercatat pinjaman berikutnya adalah sebesar Rp 16 juta, Rp 30 juta, Rp 40 juta, dan terakhir Rp 50 juta di tahun 2014.
Pada tahun 2014 usia Hukmiyati 60 tahun, dengan demikian tidak dapat lagi mengajukan pinjaman modal pengembangan usaha. Sesuai aturan yang berlaku, ahli warisnya bisa mengajukan. Dan hal ini dilakukan oleh putrinya yang bernama Fitriyani. Berdasarkan raport bagus sang ibu, Fitriyani layak memperoleh pinjaman sebesar Rp 75 juta.
Dengan menyandang brand Handayani Collection, Fitriyani menjadi penerus usaha ibunya. Kini mereka menjalankan usaha secara cukup representatif di Pasar Kelapa.
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, melalui PKBL-nya, akan terus berupaya membina mitra-mitra yang gigih seperti keluarga Hukmiyati hingga dapat tumbuh kembang dan mandiri.
Hukmiyati (kiri) perintis konveksi Handayani Collection. Bersama Fitriyani, anaknya sebagai penerus |
Menjalankan usaha jahit rumahan, di jaman banyak yang menjual pakaian jadi, tentu bukan hal mudah. Terlebih secara harga rata-rata untuk kualitas pakaian tertentu, membeli pakaian jadi adalah lebih murah. Tapi Hukmiyati tidak patah arang.
Dari kegiatan kursusnya, Hukmiati memperoleh benefit ganda. Benefit pertama adalah popularitas usahanya meningkat, adapun benefit kedua adalah munculnya kader-kader penjahit di Ciwaduk. Pada gilirannya nanti, para kader ini menjadi penyokong moril bagi semangatnya berusaha.
Hukmiyati memiliki keterampilan unggulan yaitu menjahit kebaya, sebuah busana tradisional wanita yang memang tidak semua penjahit mampu menjahitnya. Maka inilah juga yang sangat menolong popularitasnya. Bila seorang penjahit mampu menjahit kebaya, maka menjahit busana model lain tentu lebih mudah baginya.
Periode ini adalah perintisan, setelah itu usaha jahit Hukmiyati berjalan stabil pada level tertentu dimana dia mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya secara layak. Hal ini berlangsung cukup lama hingga akhirnya dia berpikir untuk mengembangkan usaha.
Melalui Subdit PUKK, Hukmiyati memperoleh pinjaman modal pengembangan usaha sebesar Rp 8 juta pada tahun 2004. Modal ini dapat dimaksimalkan sehingga dia dapat melunasinya secara tepat waktu atau dalam kurun 2 tahun masa angsuran. Masa-masa ini merupakan momentum Hukmiyati untuk memperoleh buah dari usaha kerasnya. Profit usaha jahitnya bertambah secara signifikan hingga dia mampu menjalankan ibadah haji pada tahun 2005, mencicil pinjaman, serta mengkuliahkan anak-anaknya.
Tidak berhenti di sana, Hukmiyati terus melakukan pengembangan usaha dengan cara kembali mengajukan pinjaman modal. Tercatat pinjaman berikutnya adalah sebesar Rp 16 juta, Rp 30 juta, Rp 40 juta, dan terakhir Rp 50 juta di tahun 2014.
Pada tahun 2014 usia Hukmiyati 60 tahun, dengan demikian tidak dapat lagi mengajukan pinjaman modal pengembangan usaha. Sesuai aturan yang berlaku, ahli warisnya bisa mengajukan. Dan hal ini dilakukan oleh putrinya yang bernama Fitriyani. Berdasarkan raport bagus sang ibu, Fitriyani layak memperoleh pinjaman sebesar Rp 75 juta.
Dengan menyandang brand Handayani Collection, Fitriyani menjadi penerus usaha ibunya. Kini mereka menjalankan usaha secara cukup representatif di Pasar Kelapa.
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk, melalui PKBL-nya, akan terus berupaya membina mitra-mitra yang gigih seperti keluarga Hukmiyati hingga dapat tumbuh kembang dan mandiri.
Usaha Gigih Keluarga Penjahit dari Ciwaduk
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Usaha Gigih Keluarga Penjahit dari Ciwaduk, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.