Dalam Al Quran ayat 4 Surat 90, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”.
Hal seperti ini sesungguhnya secara qauliyah, atau secara fenomena alam, telah terlihat sejak pertamakali seorang manusia bersentuhan dengan alam dunia. Ya, saat ia dilahirkan sebagai bayi. Bukankah secara umum bayi menangis setelah secara utuh ia keluar dari rahim sang bunda?
Bayi itu menangis karena merasakan sesuatu yang tidak biasanya atau tidak nyaman. Bahkan andaipun ia dilahirkan di tempat yang serba mewah. Selanjutnya di masa pertumbuhan hingga kanak-kanak, sang bayi akan menggunakan tangisan sebagai alat andalannya.
Setelah sang bayi dewasa, kehidupan mengharuskannya berjuang, bahkan untuk hal-hal yang mudah sekalipun. Mengambil minuman misalnya, bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang mudah, tapi bukankah itupun memerlukan perjuangan? Air minum tersebut tidak serta merta hadir begitu saja. Ada sedemikian banyak tahapan yang harus dilalui hingga air minum tersebut bisa diteguk masuk ke kerongkongn kita.
Setelah sang bayi dewasa, kehidupan mengharuskannya berjuang, bahkan untuk hal-hal yang mudah sekalipun. Mengambil minuman misalnya, bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang mudah, tapi bukankah itupun memerlukan perjuangan? Air minum tersebut tidak serta merta hadir begitu saja. Ada sedemikian banyak tahapan yang harus dilalui hingga air minum tersebut bisa diteguk masuk ke kerongkongn kita.
Semoga bisa menjadi bahan tadabbur bagi siapapun yang rindu kembali ke pelukan-Nya kelak dalam keadaan kembali fitrah.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Mengapa Bayi Menangis Saat Dilahirkan?, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.