Semestinya penulis bisa langsung menjawab pada paragraf pertama ini yang dengan tegas menjawab : Ya, Indonesia memiliki budaya dan kebudayaan. Tapi ibarat sebuah cerpen, kesimpulan terbaik selalu disimpan di akhir.
Budaya dan Kebudayaan
Ada dua buah kata, yakni budaya dan kebudayaan. Anda bisa membuat perbandingan kesetaraan lain, misalnya saja banjir dan kebanjiran. Keluarga dan kekeluargaan. Panas dan kepanasan. Dingin dan kedinginan. Dan tentu banyak yang lainnya.Penulis tidak bermaksud mengajak anda bermain kata-kata, apalagi mempermainkan kata-kata. Hanya saja antara budaya dan kebudayaan memang bisa dibedakan secara maknawiahnya.
Amat beragam definisi budaya dan kebudayaan itu dalam khasanah pikir bangsa kita. Dan dalam tulisan ini penulis akan mengambil salah-satunya saja yang singkat, padat, berisi.
Budaya adalah kata benda abstrak. Budaya adalah cipta, rasa, karsa, dan karakter unggul yang dianut oleh suatu komunitas atau masyarakat.
Budaya lahir karena manusia diberi akal dan memanfaatkannya. Dengan kata lain tidak akan terbentuk suatu budaya dalam kehidupan manusia bila manusia tersebut tidak mau menggunakan akalnya. Dan sebelum terbentuk budaya dari suatu komunitas masyarakat, sangat mungkin lahirnya budaya ini dari perseorangan, kemudian yang lain mengikuti.
Budaya selalu berkonotasi baik. Budaya senantiasa mengajarkan manusia untuk beradab. Lawan katanya adalah abudaya yang selalu berkonotasi buruk. Abudaya senantiasa mengajarkan manusia untuk biadab.
Catatan : Penulis ingin mempopulerkan istilah abudaya yang memang belum dikenal dalam khasanah peristilahan Indonesia. Tujuannya agar tidak ada lagi istilah budaya baik dan budaya buruk
Kebudayaan adalah kata benda konkrit. Kebudayaan adalah semua produk yang dihasilkan dari budaya yang dianut suatu komunitas atau masyarakat. Wujud dari kebudayaan adalah bangunan-bangunan, karya seni, produk teknologi, literatur, karya sastra, dan sebagainya.
Budaya Indonesia
Tadi telah dikatakan bahwa Budaya adalah cipta, rasa, karsa, dan karakter unggul yang dianut oleh suatu komunitas atau masyarakat. Dengan demikian Budaya Indonesia dapat didefinisikan sebagai cipta, rasa, karsa, dan karakter unggul yang dianut oleh bangsa Indonesia.Dengan adanya definisi ini maka korupsi bukanlah sebuah budaya, korupsi adalah abudaya.
Budaya Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu :
- Budaya yang melekat secara khusus pada masing-masing sukubangsa di Indonesia,
- Budaya yang melekat secara umum pada bangsa Indonesia tanpa membeda-bedakan sukubangsa.
Karsa dari bangsa Indonesia tergambar jelas pada Sumpah Pemuda yang isinya :
- Kami putra dan putri Indonesia bertanah air satu, tanah air Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia berbangsa satu, bangsa Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Karsa tersebut gaungnya masih terasa hingga sekarang baik disadari ataupun tidak. Karsa yang pada akhirnya melahirkan karakter khas bangsa Indonesia yakni memiliki ketahanan untuk terus mempertahankan persatuan formil meskipun berada dalam sejumlah perbedaan masing-masing.
Karakter tersebut adalah fakta yang sampai hari ini tidak terbantahkan. Bila karakter tersebut tidak ada, sudah dari dulu NKRI ini bubar.
Kebudayaan Indonesia
Seperti budaya Indonesia, maka kebudayaan Indonesia juga terbagi dua yakni :
- Kebudayaan yang merupakan produk khusus dari masing-masing sukubangsa di Indonesia,
- Kebudayaan yang merupakan produk umum dari bangsa Indonesia tanpa membeda-bedakan sukubangsa.
Mari kita fokus pada poin (2).
Tadi kita telah membahas karsa dari bangsa Indonesia. Ketika karsa tersebut diejawantahkan, maka produk atau hasilnya adalah :
- Lahirnya tanah air Indonesia secara de facto dan de jure, nama Nusantara tidak lagi digunakan secara formal,
- Lahirnya bangsa Indonesia secara de facto dan de jure, nama-nama kerajaan lebur.
- Lahirnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang laku dipakai mulai dari Sabang sampai Merauke.
Bahasa Indonesia adalah salah-satu kebudayaan Indonesia, yang dengan bahasa ini maka anda siap bertemu dengan sukubangsa manapun di negeri ini.
Pancasila adalah kebudayaan Indonesia, yang karena keadiluhungannya ditetapkan sebagai dasar negara. Tanpa perlu sakralisasi, hingga hari ini Pancasila tetap mampu menjaga NKRI. Hingga hari ini Pancasila tetap sakti.
Batik adalah kebudayaan Indonesia, yang karena eksotisitasnya banyak disukai pula oleh bangsa lain. Walaupun masih sporadis.
Ketika diangkat ke level internasional, nama sukubangsa biasanya lebur, dan dunia hanya mengenal satu nama yaitu Indonesia. Maka di sini produk budaya atau kebudayaan Indonesia sudah tidak berbilang lagi banyaknya.
Pancasila adalah kebudayaan Indonesia, yang karena keadiluhungannya ditetapkan sebagai dasar negara. Tanpa perlu sakralisasi, hingga hari ini Pancasila tetap mampu menjaga NKRI. Hingga hari ini Pancasila tetap sakti.
Batik adalah kebudayaan Indonesia, yang karena eksotisitasnya banyak disukai pula oleh bangsa lain. Walaupun masih sporadis.
Ketika diangkat ke level internasional, nama sukubangsa biasanya lebur, dan dunia hanya mengenal satu nama yaitu Indonesia. Maka di sini produk budaya atau kebudayaan Indonesia sudah tidak berbilang lagi banyaknya.
Seorang anak sekolah, ketika ditanya tentang apa contoh kebudayaan Indonesia, maka ia hanya perlu menjawab : Salah-satu contoh kebudayaan Indonesia adalah bahasa Indonesia.
Usaha-usaha penyadaran terhadap budaya dan kebudayaan Indonesia sudah bukan saatnya lagi dibawa dalam gaya emosional, cengeng, merajuk, dan melankolis.
Sudah bukan saatnya lagi kita mengatakan : Bangsa lain saja mau belajar gamelan, masa kamu tidak mau?
Itu ungkapan emosional, saudaraku. Karena faktanya bangsa asing yang mau mempelajari kebudayaan kita sangat sedikit jumlahnya. Kalau memang banyak, tentu akan menjadi headline rutin dalam pemberitaan mediamassa mereka. Jika memang banyak, tentu akan menjadi salah-satu habbit yang mudah kita temukan dalam penampilan mereka.
Pada titik ini kita memang harus mengakui bahwa rasa nasionalisme sedang jauh melorot kadarnya. Tapi budaya dan kebudayaan Indonesia tetap ada.
Usaha-usaha penyadaran terhadap budaya dan kebudayaan Indonesia sudah bukan saatnya lagi dibawa dalam gaya emosional, cengeng, merajuk, dan melankolis.
Sudah bukan saatnya lagi kita mengatakan : Bangsa lain saja mau belajar gamelan, masa kamu tidak mau?
Itu ungkapan emosional, saudaraku. Karena faktanya bangsa asing yang mau mempelajari kebudayaan kita sangat sedikit jumlahnya. Kalau memang banyak, tentu akan menjadi headline rutin dalam pemberitaan mediamassa mereka. Jika memang banyak, tentu akan menjadi salah-satu habbit yang mudah kita temukan dalam penampilan mereka.
Pada titik ini kita memang harus mengakui bahwa rasa nasionalisme sedang jauh melorot kadarnya. Tapi budaya dan kebudayaan Indonesia tetap ada.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Apakah Indonesia Memiliki Budaya dan Kebudayaan?, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.