Pernah ada yang terang-terangan menyatakan rasa tidak suka ketika aku sering membahas kebesaran Majapahit. Lucunya ia sangat fanatik pada sangsaka merah putih. Fanatik tapi tidak diiringi oleh pengetahuan tentang latar belakang atau sejarahnya.
Suatu saat aku menyentilnya sambil berseloroh, "Kamu pasti tidak paham tentang sejarah sangsaka merah putih. Tapi kamu pasti tahu keberadaan gula merah dan kelapa."
Ia meradang, "Lho apa hubungannya dengan sejarah sangsaka merah putih?"
Timpal saya, "Tanya saja pada anakmu tentang panji gula kelapa. Anakmu itu lebih rajin mencari tahu dibanding bapaknya."
Karena pada dasarnya ia seorang yang ksatria, maka ia sibuk mencari tahu. Dan alhamdulillah, ia sembuh akhirnya. Tidak lagi alergi pada Majapahit.
Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul Abang Putih), ternyata Majapahit mempunyai bendera kerajaan yaitu bendera Merah-Putih dan Prajurit Majapahit dinamakan Prajurit Gula Kelapa.
Gula Kelapa itu berwarna Merah dan terbuat dari sari buah Kelapa yang berwarna Putih. Ada juga yang menyebutkan bahwa prajurit Majapahit dinamakan Prajurit Getih-Getah seperti yang kita ketahui bahwa Getih itu berwarna Merah dan Getah berwarna Putih.
Adapun makna dari bendera Merah-Putih ada dua yaitu Merah berati Berani dan Putih berarti Suci, belakangan ini ada juga yang menyebutkan bahwa merah-putih itu melambangkan darah merah dan tulang putih yang menyatu dalam jiwa raga kita.
Sebelum Majapahit, kerajaan Kadiri telah memakai panji-panji merah putih.
Kini isunya beda. Sekelompok orang sibuk membahas dikotomi makna dari panji, sangsaka, dan bendera. Persis seperti membahas perbedaan pisang dengan banana.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Inspirasi Dari Sang Panji Gula Kelapa Bagi Identitas Bangsa, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.