Ketika putra Gangga Bhisma mengucapkan sumpah yang
menghebohkan itu, mahaguru Parashurama tidak punya andil. Ia tidak pernah
mendidik Bhisma untuk berlaku demikian.
Di saat Pandawa dan Kurawa memutuskan untuk Bharatayudha,
mahaguru Drona adalah salah-seorang yang paling berduka. Karena jangankan
memerintahkan berperang, di saat Bima dan Duryodana saling bentak saja, Drona
yang paling sibuk mendamaikan.
Di waktu Duryodana dan Dursasana berkata-kata pongah,
mahaguru Kripa adalah yang paling merasa malu. Ia tidak pernah mengajarkan
kepada keduanya untuk berlaku demikian.
Lalu ketika Bharatayudha pecah, Baladewa sebagai guru dari
Bima dan Duryodhana memilih untuk tidak terlibat. Ia malah sibuk berziarah
keliling dunia mengunjungi tempat-tempat suci. Jauh di lubuk hatinya yang
terdalam, ia tidak ingin Bima dan Duryodhana saling membunuh.
Guru memang tidak pernah salah mendidik, setidak-tidaknya
bagi Parashurama, Drona, Kripa, dan Baladewa. Lalu mengapa ada di antara murid-muridnya
yang gagal didik? Jawabannya hanya satu, bahwa guru secara khusus dan manusia
secara umum , tidak ditakdirkan mampu menguasai hati sesamanya.
Guru bisa saja tidak pernah salah dalam mendidik, tetapi
perkara kesuksesan mendidik adalah hal lain. Seperti nabi Nuh yang hanya
berhasil mendidik sangat sedikit dari sejumlah banyak manusia.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Guru Bisa Saja Tidak Pernah Salah Dalam Mendidik, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.