Beberapa orang yang sedikit banyak memahami kaidah-kaidah
bahasa komputer bisa memahami jalan pikiranku. Kepada mereka aku berkata bahwa
Bahasa Indonesia dalam beberapa kasus boros. Contoh :
hospital = rumah sakit
train = kereta api
hippo = kuda nil
ship = kapal laut
submarine = kapal selam
Ketika bahasa lain hanya menggunakan satu kata, maka Bahasa
Indonesia menerapkan dua kata. Memang, dalam kasus lain bisa saja terbalik.
Namun dalam hal ini kita fokus pada Bahasa Indonesianya.
Ada alternatif solusi, yaitu dengan menyatukan kata majemuk
tersebut menjadi satu kata saja. Misalnya rumahsakit, keretaapi, kudanil,
kapallaut, dan kapalselam. Bisa diperas lagi dengan melebur huruf yang sama,
maka jadilah keretapi, kapalaut.
Lalu apa untungnya ? Setidaknya ada tiga :
1. mengurangi tebalnya buku-buku berbahasa Indonesia,
2. mempercepat index pencarian pada search engine,
3. relatif mempermudah coding pada pemrograman.
Bila orang lain mampu mengkreasi bahasa alay, maka apa
salahnya aku mengkreasi simplikasi Bahasa Indonesia. Bahkan Bahasa Sunda
sekalipun kalau perlu direformasi. Bukan mustahil tulisan ringan ini justru
mampu dikembangkan oleh pakar-pakarnya. Aku yang memicu dan mereka yang
merealisasikan.
Bahasa itu bagian dari budaya suatu bangsa. Ia akan ikut
bernilai universal apabila bangsa tersebut menguasai dunia. Kini yang dianggap
universal adalah Bahasa Inggris karena bangsa Eropa memang sedang menguasai
dunia.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Dalam Beberapa Hal, Bahasa Indonesia itu Boros, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.