Mengapa Induk Kucing Bisa Tidak Kembali Pada Bayi-Bayinya? - Sering didapati bayi-bayi kucing yang ditinggalkan induknya.
Dan nasib mereka akan sangat tergantung pada keberuntungan. Bila beruntung maka
akan ada manusia atau induk kucing lain yang merawatnya. Bila tidak, maka
kematian cepatlah yang akan menimpa mereka.
Lalu mengapa sang induk seakan tega meninggalkan
anak-anaknya, padahal secara normal kucing betina sangat protektif dalam
menjaga bayi-bayinya.
Dari berbagai hasil pengamatan penulis, satu-satunya alasan
mengapa seekor induk kucing menjauh dari bayi-bayinya adalah karena dia mencari
makanan. Dan ketika mencari makanan inilah bisa terjadi hal-hal sebagai berikut
:
Si Induk Tersesat
Pada dasarnya induk kucing akan segera kembali kepada
bayi-bayinya apabila dia telah menemukan makanan. Dalam hal ini tidak akan ada
masalah apabila jarak sumber makanan terhadap bayi-bayinya itu dekat. Masalah
akan timbul ketika makanan baru didapatkan setelah si induk kucing menempuh
jarak yang jauh.
Kucing bukanlah pengingat yang baik, dan satu-satunya modal
yang dia miliki untuk sampai ke tempat asal adalah penciumannya yang tajam. Di
sinilah sang kucing berpotensi besar untuk tersesat.
Pada jaman dahulu ketika lingkungan belum padat oleh
manusia, kucing bisa mengandalkan modal penciumannya tersebut dan itu berbeda
dengan jaman sekarang. Jejak-jejak yang ditinggalkan sang kucing selama
menempuh perjalanan, misalnya saja berupa air kencing, bisa segera terhapus.
Hidung kucing memiliki 200 juta reseptor bau, jumlah ini
masih dibawah jumlah reseptor bau yang dimiliki anjing (220 juta) namun jauh
melebihi jumlah reseptor bau pada hidung manusia (5 juta). Hidung kucing jauh
lebih sensitif dibandingkan hidung manusia.
Mengendus sangat membantu kucing memaksimalkan deteksi bau.
Ketika mengendus pernafasan menjadi berhenti sejenak dan karenanya partikel
udara terhenti lebih lama pada hidung karena tidak langsung mengalir ke paru
paru selanjutnya reseptor bau pada hidung kucing akan mendeteksi udara yang
masuk serta meneruskan informasi yang diterima ke otak.
Namun seberapapun hebatnya indera penciuman seekor kucing
maka tidak akan berarti apa-apa ketika sumber bau tidak ada atau terhalang. Dia
tidak akan mampu mencium bau bayi-bayinya dari jarak jauh karena terhalang oleh
bangunan-bangunan.
Berbeda dengan anjing yang lebih banyak menggunakan
penciumannya untuk melacak, kucing menggunakan indera penciumannya terutama
untuk self orientation, mengidentifikasi kucing lain, mengidentifikasi manusia, mengenali bau yang berbahaya, membaca pesan yang ditinggalkan oleh kucing lain
dan yang tidak kalah penting sebagai stimulus nafsu makan.
Si Induk Mati
Bukan mustahil selama mencari makanan justru si kucing
mengalami kematian oleh bermacam sebab. Jalan raya dengan lalu-lintas
kendaraannya merupakan salah-satu potensi bahaya.
Potensi bahaya lainnya adalah ketika si kucing memakan
makanan beracun.
Boleh dikatakan tidak ada kasus kematian seekor kucing dewasa mutlak karena berkelahi dengan sesama kucing, meskipun demikian sebagai pemicu bisa saja terjadi. Ketika seekor kucing berlari ketakutan karena dikejar kucing lain, dia bisa kehilangan kontrol. Akibatnya dia bisa menabrak atau menyerempet apapun yang berbahaya.
Boleh dikatakan tidak ada kasus kematian seekor kucing dewasa mutlak karena berkelahi dengan sesama kucing, meskipun demikian sebagai pemicu bisa saja terjadi. Ketika seekor kucing berlari ketakutan karena dikejar kucing lain, dia bisa kehilangan kontrol. Akibatnya dia bisa menabrak atau menyerempet apapun yang berbahaya.
Selanjutnya : Cara Mengurus Bayi Kucing Yang Ditinggalkan Induknya
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Mengapa Induk Kucing Bisa Tidak Kembali Pada Bayi-Bayinya?, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.