Di dalam Asma'ul Husna, Allah menempatkan Ar-Rahman sebagai
namaNya diurutan pertama. Ar Rahman artinya Yang Maha Pengasih.
Bagi yang teliti dan hati-hati, serta sedikitnya mau
berpegang pada argumen yang logis, maka akan menempatkan "Silih Asih"
terlebih dahulu dibanding "Silih Asah" dan "Silih Asuh".
Itu bila mengkajinya menggunakan Asma'ul Husna, bukan
sekedar menggunakan analisa mentah.
Aku pikir pada paham tentang hal ini, tapi ternyata banyak
yang asbun dan astul juga. Tapi pada mengaku pinter.
Kalau aku sih karena merasa diri bodoh, misalnya bila
menulis opini, maka sebelumnya pasti mencari rujukan dulu atau minimal bisa
dipertanggungjawabkan. Dan sebaik-baik rujukan adalah Al Qurán serta Hadits
Shahih.
Yang namanya Al Qurán dan hadits shahih itu sifatnya
universal, bisa digunakan untuk rujukan apa saja. Untuk hal yang tidak spesifik
dibahas di dalam Al Qurán misalnya, maka metode ibroh bisa digunakan.
Tapi banyak orang yang terlalu pede, disaat menulis opini
tidak memiliki rujukan sedikitpun, maka akibatnya fatal. Didebat sedikit saja
langsung memble. Boro-boro opininya mampu diterima oleh orang lain.
Aku saja yang bodoh bisa menilai bila ada penulis gurem yang
tampil. Dari sisi redaksional serta ejaan saja sering belepotan mereka itu.
Apalagi bila sudah menyangkut isi.
Mungkin tulisanku ini terkesan mengejek pada mereka, tak
apalah hitung-hitung pelajaran. Karena pada dasarnya merekapun senang
meremehkan orang lain.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Mari Mendahulukan Silih Asih Sebelum Silih Asah dan Silih Asuh, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.