Ketika Institusi Sekolah Hampir Diperlakukan Seperti Petshop - Judul di atas mungkin terlalu bombastis atau sarkastis, tapi
baiklah kita dalami esensinya saja. Setelah didalami, bisa jadi anda akan mengangguk.
Disaat seseorang menitipkan kucing kesayangannya pada sebuah
petshop, bisa saja tarifnya cukup mahal. Konsekuensi dari tarif yang cukup
mahal itu, maka si kucing jangankan sampai dipukul, disentilpun tidak boleh. Logika di atas kini seolah-olah diterapkan oleh sejumlah orang tua siswa.
Merasa telah membayar mahal ke pihak sekolah, maka anak-anaknya haram untuk dicubit
alakadarnya oleh para guru.
Inilah jaman, pada sejumlah kasus, dimana anak didik yang
dititipkan ke sekolah seakan-akan identik dengan kucing yang dititipkan ke
petshop. Dan korbannya adalah para guru. bagaimana tidak, ada sedemikian banyak guru yang dilaporkan ke polisi hanya gara-gara menyentik kuping seorang murid, dan tujuan dari sentilan tersebut adalah agar si murid berperilaku lebih baik.
Jika opini ini dibaca dengan baik, dan fokus pada pesan yang ingin disampaikan, tentu akan banyak
yang setuju pada esensinya.
Ada frase demikian : maka anak-anaknya haram untuk dicubit alakadarnya
oleh para guru.
Dicubit alakadarnya adalah cubitan yang tidak mencederai.
Dan dari kebanyakan kasus yang ada sekarang, sekedar dicubitpun bisa
diperkarakan.
Hukuman yang umum dilakukan oleh para guru kadarnya jauh di
bawah siksaan yang dilakukan oleh sebagian mahasiswa senior STPDN.
Jika guru berlaku seperti sebagian mahasiswa senior STPDN,
maka pantas untuk diperkarakan. Karena hukuman berbeda dengan siksaan.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Ketika Institusi Sekolah Hampir Diperlakukan Seperti Petshop, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.