Banjir Darah Si Sungai Tambak Beras adalah sebuah kisah yang
penulis angkat dari catatan sejarah tentang pemberontakan Rangga Lawe. Catatan
sejarah tersebut tidak bersifat tunggal, ada berbagai macam versi yang
untungnya tidak banyak. Dan semua versi itu memiliki kesamaan pada satu titik
yaitu bahwa Rangga Lawe tewas terbunuh.
Versi yang paling populer memiliki kronologis seperti ini :
- Raden Wijaya ditabalkan sebagai raja Majapahit,
- Beliau mengangkat beberapa pejabat utama kerajaan,
- Nambi terpilih sebagai mahapatih,
- Ranggalawe kecewa dengan keputusan ini,
- Halayuda menghasut Ranggalawe dan Nambi,
- Nambi menyerbu ke Tuban dan kocar-kacir,
- Bala bantuan dari Majapahit datang,
- Rangga Lawe tewas di tangan Mahisa Anabrang,
- Mahisa Anabrang dibokong oleh Lembu Sora hingga tewas,
- Pemberontakan Rangga Lawe dapat ditumpas.
Versi paling populer bukanlah sesuatu yang otomatis menjadi
paling benar atau paling akurat, dan hal ini sejalan dengan prinsip bahwa :
Pada catatan sejarah tanda titik adalah nisbi. Catatan tersebut sangat mungkin
berubah bila ditemukan bukti-bukti baru yang lebih otentik.
Kisah yang akan penulis paparkan ini coraknya adalah cerita
silat bersambung. Dan yang jadi pembeda dengan kisah-kisah lain yang pernah
populer adalah bahwa di sini penulis tidak menambahkan tokoh fiktif sebagai
pemeran utama. Dengan demikian tokoh-tokoh yang sejenis dengan Upasara Wulung,
Arya Kamandanu, dan lain-lain tidak akan pernah ada pada kisah ini.
Beberapa nama fiktif sebagai pemanis cerita memang akan muncul. Mereka ditampilkan bukan sebagai tokoh utama. Bahkan sekedar sebagai tokoh biasapun tidak. Contoh bagi porsi mereka adalah nama prajurit rendahan atau rakyat jelata.
Beberapa nama fiktif sebagai pemanis cerita memang akan muncul. Mereka ditampilkan bukan sebagai tokoh utama. Bahkan sekedar sebagai tokoh biasapun tidak. Contoh bagi porsi mereka adalah nama prajurit rendahan atau rakyat jelata.
Meskipun tanpa tokoh fiktif sebagai tokoh utama, maka
hal-hal fiktif yang kental tentu saja akan banyak tersaji dalam kisah ini.
Terutama mengenai kesaktian-kesaktian atau ilmu kanuragan.
Pembaca, hingga sekarang sungai atau kali Tambakberas masih ada. Sungai itu adalah saksi bisu bahwa di tepiannya pernah terjadi banjir darah.
Demikian sekedar prakata yang mendahului kisah yang Insya Allah saya tulis secara bersambung.
Selanjutnya : Banjir Darah Di Tepi Sungai Tambakberas - Tokoh Sentral
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Banjir Darah Di Tepi Sungai Tambakberas - Prakata, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.