Bahkan Bencanapun Tidak Selamanya Bermakna Azab - Di balik sebuah bencana sering kita terlampau fokus pada
sisi sentimentil yang menghiba-hiba, sisi yang beranggapan bahwa semua ini
adalah azab dan kutuk.
Allah tentu mendahulukan sifat Ar-Rahman. Bukankah
dengan bencana terbuka lahan untuk berbuat amal baik. Bukankah dengan bencana
terbuka kesempatan untuk menata ulang infra struktur. Bukankah dengan bencana
terbuka kesempatan untuk mengalirkan arus ekonomi yang tersendat. Bukankah
dengan bencana kita menjadi sadar bahwa manusia bukanlah jagoan. Bukankah
dengan bencana pengetahuan manusia jadi bertambah.
Maka dibalik hadirnya satu
orang sakit ada Rahman Allah untuk sejumlah dokter, sejumlah suster, sejumlah
apoteker, bahkan mungkin untuk abang becak atau tukang ojek.
Allah hanya menggunakan sedikit lahan saja untuk bencana dan
sisa lahan lainnya yang masih amat luas jadi terahmati. Allah hanya menggunakan
sedikit orang saja untuk sakit agar sedemikian banyak karyawan rumah sakit
terahmati.
Baca, Bacalah dengan nama Tuhanmu, Ar Rahman Yang Mahapenyayang. Azab
yang sebenarnya adalah neraka dan rahmat yang sesungguhnya adalah Syurga yang
jadi tempat untuk melihat wajah-Nya. Dunia hanyalah tempat bermain-main, bahkan
untuk takdir Allah sekalipun. Baca, bacalah dengan nama Tuhanmu.
Bagi sebagian orang bisa jadi bencana adalah rahmat, bagi
sebagian yang lain adalah cobaan, dan bagi sebagian lainnya lagi adalah azab.
Maka atas nama Al Adlu dapatkah kita berpikir seimbang seperti ini ? Jika bisa
maka pada gilirannya nanti sambil tersenyum tulus kita akan berkata :
"Engkaulah Yang Mahaberkreasi."
Bencana adalah musibah yang bisa bermakna azab, cobaan, dan
bahkan rahmat.
Selanjutnya : Kepedulian Sosial Memiliki Skala dan Bentuk yang Beragam
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Bahkan Bencanapun Tidak Selamanya Bermakna Azab, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.