Satria Piningit - Piningit berasal dari kata pingit yang artinya lebih kurang
:
Menjaga seseorang agar tidak terlihat oleh umum hingga tiba saatnya ditampilkan dalam sebuah peristiwa yang sangat penting.Dari kata pingit tersebut muncul turunan kata seperti pingitan dan piningit. Kata pingitan secara rasa bahasa jauh lebih sakral dan gaungnya dahsyat dibanding kata pingitan.
Hari ini banyak yang menerjemahkan makna satria piningit
sebagai buah dari kaderisasi atau pembentukan. Jika demikian, maka nilai satria
piningit menjadi hambar. Karena yang berlaku adalah manusia membentuk manusia,
manusia mengkader manusia.
Jika sakralisasi turunnya satria piningit diserahkan pada
Allah semata, maka hanya ada seorang manusia yang pantas disebut satria
piningit untuk masa depan. Beliau adalah nabi Isa As. Bahkan imam al mahdipun
kurang pantas disebut satria piningit.
Yang disebut satria piningit hanya ada satu atau dua orang
saja dalam setiap jaman. Itupun didrop langsung oleh Allah.
Kalau satria piningit ibarat kue dicetak, diproduksi dalam
jumlah massal oleh manusia, lalu dimana nilai sakralnya?
Itu menurut keyakinan yang terinspirasi oleh Islam tentunya.
Selain nabi Isa menurutku bukanlah satria piningit, tapi
satria model lain yang tetap berkonotasi positif dan penting. Misalnya saja
satria pembangunan, satria pendidikan, satria kemanusiaan, dsb.
Bila tetap ngebet menggunakan istilah yang berbau-bau
pingit, maka hasil kaderisasi bolehlah disebut satria pingitan, tapi bukan
satria piningit. Hanya untuk membedakan antara karya manusia dengan karya
Allah.
Satria Piningit, karya langsung Allah. Satria Pingitan,
karya manusia.
Bila nabi Isa yang diyakini sebagai satria piningit, tentu
umat Islam tidak perlu lagi degdeg plas penuh khayalan tentang siapa, dimana,
dan kapan satria piningit diturunkan. Lebih baik anteng-anteng saja sambil
mencetak jenis-jenis satria lain sebatas kemampuan manusia.
Ada lagi jenis satria yang lain yaitu : Satria amanah satria
kapanah satria kinayungan. Uyuhing jaran : arak api, arak adas, vodka, martini,
brandy, lan rupa-rupa. Pecut melengkung kadia kuwung-kuwungan. Sajeungkal tan
ngapak lemah, kuda mangprung kadia angin.
Ngak ngak ngak!
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Hanya Allah Yang Berkuasa Menurunkan Satria Piningit, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.