Pernah mendengar istilah produk gagal terhadap produk-produk dari Microsoft? Ya, ada beberapa sinyalemen yang mengarah ke sana. Beberapa sinyalemen tersebut adalah :
Dirilisnya Windows Me yang dengan cepat diiringi dirilisnya
Windows 2000.
Dirilisnya Windows Vista yang dengan cepat diikuti oleh
keluarnya Windows 7.
Dirilisnya Windows 8 yang tidak begitu lama diikuti oleh
terbitnya Windows 10.
Windows Me, Windows Vista, dan Windows 8 banyak dituding
sebagai produk gagal. Alasannya sederhana, jika memang bukan produk gagal
mengapa pula harus segera diikuti oleh rilisan baru. Yang seakan-akan rilisan
baru tersebut merupakan ralat atau koreksi.
Menurut Joe Wilcox, dalam tulisannya Broken Windows di
website MicrosoftWatch.com, ada lima alasan mengapa Vista dikatakan produk
gagal oleh penggunanya, yaitu :
· Vista menampilkan banyak kompleksitas dibandingkan
pendahulunya Windows XP
· Pendahulunya merupakan sistem operasi yang cukup baik
· Microsoft mempunyai prioritas yang salah
· Vista dijual sebelum siap
· Tidak ada keselarasan antara Vista dan pengembang (OEM)
Bagi pengguna setia Windows yang peka, tanda-tanda sebuah
produk gagal dari Microsoft sangat mudah ditelisik. Beberapa di antaranya
adalah :
Kinerja yang tidak maksimal, terasa lambat dan tidak stabil,
Banyak mengalami lag pada beberapa fiturnya,
Celah keamanan yang menganga di sana-sini,
Patch dan update yang mereka keluarkan tidak mampu memperbaiki
kualitas.
Microsoft bukan hanya pandai membuat kegagalan, merekapun
brilian mengeluarkan produk-produk yang sedemikian mampu merebut hati pengguna.
Sebut saja Windows XP dan Windows Server 2008. Kedua produk tersebut bertahan
lama sebelum akhirnya pihak Microsoft mengeluarkan produk-produk baru.
Kolaborasi antara Windows XP dan Office 2002 sedemikian
lekat dalam pikiran banyak pengguna hingga sekarang. Bahkan tidak sedikit yang
masih menggunakannya. Terutama bagi yang praktis dan tidak suka terhadap
sesuatu yang sering berubah.
Pesaing utama Vista sebenarnya adalah XP, Sistem operasi
sebelum Vista. Windows XP adalah sebuah contoh produk yang sukses, sistem
operasi yang realibilitasnya solid seperti batu dan lima tahun di pasaran
menciptakannya keakraban dengan pengguna dan infrastruktur pendukung aplikasi
yang cukup luas. Ketika produk itu cukup baik, maka seharusnya penerusnya lebih
baik dari sebelumnya.
Ada enam kriteria untuk mengukur produk teknologi itu
berhasil atau tidak yang ditulis juga oleh Joe Wilcox, yaitu :
· Bangun keakraban dengan pengguna
· Tekankan pada kesederhanaan
· Sembunyikan kompleksitas
· Biarkan pengguna melakukan sesuatu yang baru yang mereka
ingin lakukan
· Penuhi apa yang pengguna inginkan
· Ketika produk itu menggantikan produk sebelumnya, tawarkan
pengalaman yang lebih baik (better experience)
Keenam kriteria saling berhubungan, tetapi kriteria terakhir
merupakan kehilangan penting bagi Windows Vista. Experience yang ditawarkan
Vista sangat buruk dibandingkan experience yang ditawarkan XP dulu.
Bahkan hingga saat ini penulis sering bertanya dalam hati,
"Apakah perubahan-perubahan produk dari Microsoft sedemikian diperlukan
dan mampu meningkatkan kualitas pekerjaan bagi mayoritas penggunanya?"
Saat artikel ini dibuat, penulis menggunakan Windows 10 dan
Office 2016. Dan hasil kerjanya sama saja dengan ketika menggunakan Windows XP
yang dikolaborasikan dengan Office 2002.
Ah, namanya juga bisnis. Mungkin itu satu-satunya alasan
pihak Microsoft untuk terus memproduksi pembaruan produk. Nafsu inovasi dari
Microsoft tentu saja berpotensi mengakibatkan banyak "jatuh korban"
di kalangan penggunanya.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Tradisi Produk Gagal Dari Microsoft, Benarkah Ada?, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.