Lukisan Mesir Kuno, ada kemiripan tidak sih dengan coretan
pada Wayang Beber dan Wayang Kulit, fokus pada mata dan hidung? Untuk hidung
tentu saja pada wayang kulit lebih dimancungkan.
Bila secara kronologis Wayang Kulit terinspirasi oleh
lukisan Mesir Kono, dan Wayang Golek terinspirasi oleh Wayang Kulit, maka
jangan pernah berbicara soal keaslian suatu kebudayaan.
Sejak jaman baheula, sudah lazim di antara kelompok manusia
terjadi saling menginspirasi. bahkan lazim pula terjadi arus pengaruh
bolak-balik.
Kerajaan-kerajaan Sunda berdiri jauh lebih awal dibanding
kerajaan-kerajaan Jawa. Pada masa itu Sunda menginspirasi Jawa sehingga di
Jawapun berdiri pula kerajaan-kerajaan.
Kuatnya pengaruh Sunda sangat nampak pada penamaan kepulauan
Sunda Besar dan Sunda Kecil. Atau yang biasa disederhanakan dengan istilah
Paparan Sunda.
Bila berbicara soal Paparan Sunda, maka tlatah Jawa adalah
bagian dari Paparan Sunda. Jadi kehadiran tlatah Jawa di Paparan Sunda bisa
diidentikkan dengan kehadiran DKI Jaya di Tatar Sunda. Bagian atau wilayah
kecil yang memiliki derajat sepadan.
Nama Paparan Sunda yang sangat luas itu masih digunakan pada
ilmu Geografi. Adapun istilah Tatar Sunda merujuk pada seluruh wilayah bekas
kekuasaan Pajajaran.
Pada periode sesudahnya, terjadi hal yang lazim bahwa murid
lebih maju dan inovatif dibanding gurunya, maka arus berbalik. Jawalah yang
menginspirasi Sunda. Termasuk dalam hal kelahiran apa yang disebut Undak-Usuk
Basa.
Dalam seni wayang, Jawa menginspirasi Sunda. Artefak Wayang
Beber sebagai cikal-bakal wayang versi lanjutan konon hanya ditemukan di tlatah
Jawa hingga saat ini.
Kembali kelaziman terjadi, murid bisa lebih inovatif
dibanding guru. Jangan berharap pada pertunjukan wayang kulit ada adegan muntah
mie dan muntah darah karena itu adalah milik wayang golek, sang murid.
Jadi, kebudayaan asli mana sih yang kalian perebutkan itu,
seolah-olah manusia di jaman dulu tidak saling mempengaruhi. Yang karenanya proses
akulturasi kebudayaan bisa terjadi kapanpun dan dimanapun.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Akulturasi Kebudayaan Bisa Berlangsung Kapanpun dan Dimanapun, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.