Sering saya salah memahami tulisan orang lain karena sang penulis salah memilih kata-kata dan atau istilah-istilah. Misalnya saja cukup sering terjadi mereka menguraikan tentang "kekuasaan suatu bangsa" padahal maksudnya adalah "eksistensi suatu bangsa".
Kekuasaan dan eksistensi memiliki makna yang jauh berbeda.
Demikian pula dengan istilah "kemerdekaan" dan
"kedaulatan", masing-masing punya makna sendiri.
Keakuratan dalam memaknai yang tersirat memang harus diawali
oleh keakuratan dalam menampilkan apa yang tersurat. Oleh karena itu banyak
orang yang bisa menulis tapi sedikit saja yang mampu jadi penulis. Dan di
antara mantan penulis yang kugemari adalah Rano Karno.
Kini Bang Doel Anak Sekolahan mungkin tidak sempat lagi
menulis. Malah ia yang sering dijadikan bahan tulisan.
Sebenarnya sejak dulupun Rano Karno sering dijadikan bahan
tulisan, terutama dalam bentuk berita. Hal itu tidak terlepas dari
eksistensinya sebagai seorang pesohor.
Saya mengenal tulisan-tulisan Rano Karno dari tabloid Bola,
terutama jika ada perhelatan Piala Dunia. Begitulah, Bang Doel ini termasuk
yang mumpuni saat menjadi kolumnis. Tulisan-tulisannya objektif, hampir tidak
tersirat hal-hal yang menonjolkan selera pribadinya.
Tulisan-tulisan Rano Karno itu bersahaja karena dibangun
oleh kalimat-kalimat yang sederhana. Bila tidak benar-benar perlu,
salah-satunya karena kesulitan mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia,
maka ia tidak pernah menggunakan istilah-istilah asing.
Nampaknya ada corak yang sengaja ia buat saat jadi kolumnis
di tabloid Bola. Corak tersebut adalah tuturan kebetawi-betawian. Mungkin hal
itu dikemas sehubungan dengan pernah booming-nya sinetron yang ia bintangi,
yaitu si Doel Anak Sekolahan.
Maka demikianlah, baik disengaja ataupun tidak, cukup banyak
pembicara ataupun penulis yang gagal menyampaikan suatu topik atau tema. Dan
salah-satu penyebab kegagalan itu adalah karena terlalu banyak menggunakan
istilah-istilah yang sulit dipahami oleh orang kebanyakan. Meskipun istilah
yang digunakan tersebut sebenarnya standar atau populer.
Itu dari sisi penulis, sedangkan dari sisi pembaca bukan
tidak ada masalah. Dan masalah yang umum dihadapi oleh pembaca, dalam hal sulit
memahami suatu tulisan, karena yang bersangkutan enggan menelisik arti
mengungkap makna. Misalnya dengan cara paling sederhana, yaitu mencarinya di
kamus.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Rano Karno Sang Mantan Kolumnis, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.