Ya begitulah, pencarian yang menggunakan keyword "SEO" dalam sebulan ini didominasi kemunculannya oleh tulisan apapun tentang Park Seo-joon. Sementara keyword "SEO" yang berkaitan dengan search engine optimization agak tersingkirkan.
Artikel saya ini membahas tentang search engine optimization yang mungkin agak berbeda pendekatannya dengan blogger lain. Tentang hal ini ijinkan saya untuk mengupasnya secara lebih dalam.
Sangat tidak layak seseorang yang berkepala botak menjual obat penumbuh rambut, demikian kira-kira logika dasar sebuah kelayakan. Maka logika ini pula yang akan saya gunakan dalam menguraikan topik kita kali ini tentang SEO. Saya tidak akan berbusa-busa menulis tentang kiat-kiat agar sukses melakukan SEO karena blog saya sendiri belum sukses besar.
Jujur saja saya sendiri kurang respek terhadap blogger-blogger yang berbusa-busa, banyak menulis tentang sejumlah kiat sukses, padahal blog-nya sendiri jauh dari kesan sukses. Ada yang menguraikan tentang bagaimana caranya agar sukses diterima sebagai publisher Google Adsense, padahal di blog-nya tidak ada penampakkan iklan GA.
Kemudian banyak pula blog-blog yang menguraikan panjang-lebar tentang kiat-kiat melakukan SEO, padahal blog ia sendiri jangankan eksis pada SERP terbaik, Alexa Rank-nya saja masih ratusan ribu, bahkan banyak yang jutaan. Fakta-fakta seperti ini sangat sesuai pula bila dikatakan seumpama Belum berkuku tetapi telah mengajari cara mencakar. Nah, ini yang ingin saya hindari.
Apabila anda menulis artikel untuk publik, maka publiklah rajanya. Mereka berhak memutuskan apakah akan ramai-ramai membaca artikel anda atau tidak.
Kemudian bila anda menulis artikel untuk kepuasan batin sendiri, maka rajanya ya anda sendiri.
Ketika kita menulis artikel dan mempublikasikannya maka sebenarnya ada tiga pihak yang harus dilayani secara baik dan adil. Ketiga pihak tersebut adalah para pembaca, search engine, dan diri kita sendiri.
Ini Adalah Kisah Kegagalan
Untuk memotivasi maka orang membuat pepatah atau ungkapan yang berbunyi Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Bagi saya up to you-lah tentang itu. Yang jelas gagal adalah gagal sedangkan sukses adalah sukses. Keduanya memiliki sifat dan atau keadaan yang berbeda.
Saya beberapa kali mengalami kegagalan dalam melakukan SEO karena terjerembab pada apa yang disebut Over Optimization. Pada titik tertentu sebenarnya saya telah berhasil melakukan SEO pada takaran yang pas, tetapi karena ingin lebih baik lagi maka takaran tersebut saya tambah. Akibatnya bukan semakin membaik tetapi justru terjun bebas.
Cukup banyak artikel saya yang awalnya masuk pada 50 besar, 10 besar, bahkan 5 besar. Dan sekali lagi, semua terjerembab ketika Over Optimization.
Cukup banyak artikel saya yang awalnya masuk pada 50 besar, 10 besar, bahkan 5 besar. Dan sekali lagi, semua terjerembab ketika Over Optimization.
Untuk poin yang ini rekomendasi saya adalah : Jangan meniru apa yang telah saya lakukan. Lakukan saja SEO Onpage dan Offpage dalam takaran sewajarnya. Dan agar bisa wajar takarannya, maka harus selalu membaca arahan ter-update langsung dari Google. Terutama di Akademi Webmaster.
Konten Bukan Raja, Tapi Hidangan Untuk Sang Raja
Selama ini ada ungkapan yang terkesan sudah baku yaitu pernyataan bahwa Konten Adalah Raja. Menurut saya konten bukanlah raja, tapi justru hidangan untuk sang raja. Dan agar hidangan tersebut disukai, maka harus diolah sebaik-baiknya.
Jika konten adalah hidangan, lalu siapa rajanya? Rajanya adalah para pembaca secara umum. Adapun secara khusus bisa di[ilah lagi secara segmental.
Bila anda sedang mengikuti lomba karya tulis, maka rajanya adalah para juri. Bila hidangan anda berkualitas mantap menurut para juri, itu artinya anda menang, entah sebagai juara ke berapa.
Jika anda seorang penulis artikel untuk dijual, maka rajanya adalah si pembeli artikel. Ia berhak memutuskan bernasib seperti apa artikel anda nantinya. Jadi dibeli atau batal.
Kemudian bila anda menulis artikel untuk kepuasan batin sendiri, maka rajanya ya anda sendiri.
Siapa Sebenarnya Yang Anda Layani?
Ketika isu tentang SEO diangkat, maka ada kesan bahwa artikel-artikel yang ditulis adalah untuk melayani search engine. Dengan demikian maka langkah-langkah optimisasi yang dilakukan, baik onpage ataupun offpage, lebih difokuskan pada crawl search engine. Langkah seperti ini tentu saja tidak salah, hanya belum lengkap.Ketika kita menulis artikel dan mempublikasikannya maka sebenarnya ada tiga pihak yang harus dilayani secara baik dan adil. Ketiga pihak tersebut adalah para pembaca, search engine, dan diri kita sendiri.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Bukan Artikel Tentang Park Seo-joon, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.