Anti Virus adalah program atau software pengaman yang biasa
diinstalasikan pada pc, notebook, server, bahkan hingga perangkat mobile.
Pemasangan ati virus ditujukan untuk mengamankan
perangkat-perangkat tersebut dari serangan virus. Terkait dengan ini, selalu
menyeruak opini yang mengatakan bahwa kehadiran virus dan anti virus adalah
satu paket konspirasi bisnis. Artinya virus sengaja dibuat oleh pihak-pihak
tertentu agar mereka bisa menjual antinya yang pasti laku di pasaran. Benarkah
demikian?
Diawal-awal kemunculannya, tudingan berbasis teori
konspirasi seperti di atas itu sangat mungkin mengandung kebenaran, tetapi
seiring dengan waktu maka semuanya berubah. Kini secara peroranganpun, tanpa
harus terdaftar sebagai salah-seorang personil pabrikan software dunia, bisa
membuat virus dan anti virus karena sudah banyak panduannya yang tersebar.
Ibarat dikotomi pencuri - polisi, penjajah - pahlawan, dan
sejenisnya maka kita akan selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa anti virus
sesungguhnya tidak bisa seratus prosen menjamin keamanan perangkat anda. Ia
akan selalu tertinggal minimal satu langkah. Hal ini terjadi karena dalam hal
cara kerja, anti virus berada pada garis reaksi sedangkan virus pada garis
aksi. Artinya demikian :
Para pembuat anti virus melakukan updating atau pembaruan
pada produknya adalah sesuai dengan aksi yang dibuat oleh para pembuat virus.
Bila para pembuat virus merilis virus baru, ada fakta di lapangan bahwa virus
baru itu memakan korban, maka para pembuat anti virus itu baru bereaksi. Hal
ini logis terjadi karena secara teknis perlu mengetahui bagaimana modus
operandi si virus, baru bisa ditentukan bagaimana cara penanggulangannya.
Memang sudah lama ada yang disebut heuristic untuk menambah keampuhan anti
virus, tetapi lagi-lagi itupun tidak bisa 100% menjamin.
Perilaku Penggunapun Ikut Menentukan
Pada umumnya perangkat-perangkat yang relatif mudah dibobol
oleh virus adalah karena keawaman pengguna yang cukup tinggi. Rasa ingin tahu
mereka yang manusiawi dimanfaatkan benar-benar oleh para pembuat virus. Dan itu
dilakukan dengan metode tidak tanggung-tanggung. Perilaku umum suatu bangsa
dalam berinternet juga menjadi salah-satu pertimbangan. Di Indonesia misalnya,
karena ada kecenderungan sebagian pengguna internetnya yang gemar terhadap
pornografi, maka viruspun disebarkan melalui pancingan gambar-gambar atau
video-video cabul.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pengguna peralatan
komputer di Indonesia yang secara teknikal kurang menguasai pengetahuan dasar
tentang benda canggih ini. Mereka hanya memiliki skill seadanya dan menganggap
bahwa komputer adalah barang yang free maintenance. Salah-satu sinyalemennya
adalah jika telah memasang anti virus maka menganggap bahwa perangkatnya telah
aman 100%. Bahkan tidak sedikit yang tidak memahami bahwa anti virus perlu
selalu di-update.
Tidak ada satupun cara untuk mengobati keawaman kecuali
belajar, belajar, dan belajar. Siapapun orangnya, termasuk saya sebagai penulis
artikel ini, tidak akan pernah mampu menguasai ilmu komputer secara sempurna.
Terlebih bidang yang satu ini senantiasa mengalami perkembangan yang pesat.
Anti Virus adalah program atau software pengaman yang tetap
saja memiliki celah keamanan. Dengan demikian untuk meningkatkan pengamanan
perangkat maka harus pula ditunjang oleh perilaku user. Salah-satu di antaranya
adalah jangan mudah meng-klik sesuatu yang sangat menarik perhatian tetapi anda
tidak mengetahui persis apa kontennya. Lebih baik mencari referensi dulu
sebanyak-banyaknya.
Tentang Heuristic
Heuristic atau yang jika di-Indonesia-kan menjadi heuristik
adalah salah-satu cara kerja anti virus yang didasarkan pada studi tentang
perilaku beragam virus dari dahulu hingga sekarang. Dan pastinya ada jutaan
virus yang dipelajari perilakunya. Dari hasil studi tersebut disusun sebuah
algoritma anti virus yang mampu memperkirakan modus operandi seperti apa yang
kelak akan digunakan oleh para pembuat virus. Dari perkiraan itulah dibuat
updating anti virus yang terkesan tahu sebelum terjadi. Dan ketika si virus
benar-benar muncul sesuai prediksi, maka habislah dia tanpa sempat membawa
korban yang banyak.
Yang sangat umum dibabat habis oleh heuristic anti virus
adalah berbagai macam crack dan keygen.
Sebuah virus pada hakikatnya tidak akan mati berapa kalipun
ia diberantas. Andaipun tidak lagi terdengar kabar beritanya dalam hal memakan
korban, bukan berarti ia mati. Kondisi yang sebenarnya terjadi hanyalah ia
tidak lagi memiliki ruang gerak yang leluasa, kemana-mana akan dijegal oleh
anti virus. Dan ketika ada celah sedikit saja, misalnya menemukan komputer yang
belum memiliki anti virus, maka ia akan beraksi.
Mari Kita Berbagi Kebaikan!
Ada satu cara mudah bila anda ingin memberikan sumbangsih
terhadap upaya-upaya pencerdasan bangsa. Salah-satunya adalah dengan membagikan
artikel-artikel yang bermanfaat. Bila anda memiliki kapasitas sebagai seorang
penulis, maka cara berbaginya adalah dengan menulis. Namun bila anda memilih
untuk tidak menulis maka melakukan share atau berbagi link suatu artikelpun
telah sangat cukup sebagai kontribusi.
Satu tahun terakhir ini nampaknya belantara mayapun telah
terkena virus. Virus tersebut berwujud maraknya dukung-mendukung dan
tentang-menentang dalam wujud share berita. Atau lebih tepatnya perang share
link berita. Dan yang cukup memprihatinkan objek utamanya adalah presiden
Indonesia, presiden bangsa kita sendiri. Yang timbul bukanlah sebuah resultante
menuju bangsa yang semakin cerdas tetapi justru semakin buram karena ketegangan
terselubung.
Hehehe, virus yang satu ini tentu sangat berbeda dengan
virus komputer. Anti virusnya hanya ada di dalam hati masing-masing.
Secara praktikal berbagi link berita semacam itu, yang
mendikotomikan sang presiden pada dua polarisasi di antara yang mencintai dan
membenci, sungguh tidak produktif. Mengapa demikian? Ya karena untuk memperoleh
berita-berita semacam itu sesungguhnya tidak perlu melalui perang share berita.
Mencari sendiri di internetpun sangat mudah.
Oh ya, bila anda tertarik untuk mempersempit ruang gerak
virus komputer maka bisa membaca artikel saya yang berjudul Mencegah Penularan
Virus Komputer Via Media Portabel.
Demikian artikel singkat saya yang berjudul Anti Virus Tidak
Menjamin 100% Pengamanan.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Anti Virus Tidak Menjamin 100% Pengamanan, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.