Sandiwara Radio Sempat Booming di Indonesia - Indonesia pernah terkena booming Sandiwara Radio dalam kurun
waktu yang tidak sebentar, yaitu lebih dari sepulug tahun. Dan di antara yang
paling sukses adalah Tutur Tinular serta Mahkota Mayangkara. Semestinya dua
kisah itu masih disambung oleh kisah berikutnya yaitu Ksatria Kekasih Dewa,
tapi nampaknya faktor sponsor yang tidak mendukung.
Masa-masa keemasan
Sandiwara Radio dianggap telah lewat sehingga para calon sponsor berpikir dua
kali untuk berinvestasi di sana. Tentang hal ini dapat dimaklumi karena unsur
idealisme, hiburan, dan bisnis seringkali berada dalam satu paket yang tidak
terpisahkan. Dengan demikian bila ada salah-satu unsur saja yang absen, maka
berhentilah semuanya.
Kesuksesan Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara bukan hanya
terjadi karena faktor popularitas para pemainnya yang berperan sebagai pengisi
suara, melainkan juga karena kejelian mengambil latar belakang ceritera. Tutur
Tinular mengambil latar belakang runtuhnya Singhasari dan berdirinya Majapahit,
sedangkan Mahkota Mayangkara sebagai kisah lanjutannya mengambil latar belakang
saat Jayanegara memerintah Majapahit sebagai raja yang kedua meneruskan
Sanggrama Wijaya.
Dalam kisah Tutur Tinular, super hero utamanya adalah Arya
Kamandanu. Bermodalkan jurus Naga Puspa, kekuatan naga Puspa Kresna, pedang
Naga Puspa, dan aji Saepi Angin maka tidak ada seorangpun yang mampu
mengalahkannya. Kemudian dalam Mahkota Mayangkara peran Arya Kamandanu ditiadakan
dan diganti oleh Gajah Mada. Arya Kamandanu hanya muncul sesekali saja yaitu
saat bentrok dengan Dewi Upas dan juga bentrok dengan Ra Kuti. Kedua bentrokan
tersebut dimenangkan oleh Kamandanu.
Mahkota Mayangkara sangat jelas mengedepankan Gajah Mada
sebagai pahlawan utama. Bermodalkan aji kebal Blabak Pengantolan tingkat
sempurna dan aji Wayangka Kresna, maka tokoh maha sakti seperti Wong Agungpun
tewas olehnya hanya dengan dua gebrakan. Lalu berikutnya Gajah Mada berhasil
membunuh Ra Kuti. Di sini peran Gajah Mada sebagai penakluk Wong Agung dan
penakluk Ra Kuti memang dibantu oleh Layang Samba. Namun kehadiran Layang Samba
di sini nampaknya sebagai persiapan untuk kisah lanjutan yang berjudul Ksatria
Kekasih Dewa tadi.
Hingga hari inipun penulis tidak mengetahui seperti apa
gambaran kisah Ksatria Kekasih Dewa itu nantinya. Hanya saja nampaknya tidak
akan jauh dari perseteruan antara Layang Samba dengan Jambunada, anak semata
wayang Arya Kamandanu. Dan ini mengambil latar belakang sejarah kiprah Gajah Mada
hingga keluarnya Sumpah Amukti Palapa.
Trilogi Tutur Tinular – Mahkota Mayangkara – Ksatria Kekasih
Dewa memang telah terputus, namun masih mungkin untuk disambung kembali.
Salah-satu caranya adalah dengan mengarang ceritera sendiri. Tentu tidak asal
mengarang, melainkan tetap mempertahankan ciri khas sebagaimana yang diusung
oleh Tutur Tinular serta Mahkota Mayangkara.
Jujur, sebenarnya sudah lama saya ingin menyambung trilogi
yang terputus ini dengan cara mengarang sendiri ceriteranya dengan tetap mengedepankan
nama-nama tokoh rekaan seperti Arya Kamandanu, Jambunada, Layang Samba, Arya
Dwipangga, Ayu Wandira, Lata Manjari, dsb. Sangat ingin, namun ada kekhawatiran
mendapat klaim melanggar hak cipta. Akhirnya keinginan tersebut saya pendam
dalam-dalam sampai karatan.
Anda pernah menonton sinetron Gajah Mada yang ditayangkan
olen MNCTV, dimana tokoh Mada-nya belum sempat dewasa tapi tayangannya
terhenti? Ya, saya nilai sinetron ini cukup gagal meskipun tidak gagal total.
Cara penyajiannya, penggambaran karakter tokoh-tokohnya, serta alur ceritanya
memang tidak mampu menandingi Tutur Tinular serta Mahkota Mayangkara yang sudah
kadung menjadi barometer. Maka atas dasar ini pulalah saya tidak berani jika
harus meniru MNCTV yang sama-sekali meninggalkan apa yang telah ada pada pada
TT dan MM tadi.
Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara memang sukses besar,
tidak hanya pada versi Sandiwara Radio tapi juga pada versi layar lebar dan
sinetronnya. Masing-masing memiliki alur ceritera yang tidak sama, tapi tetap
memiliki ciri dasar yang sama.
Ah, saya masih geregetan sebenarnya. Ingin menyambung
trilogi yang terputus itu.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Sandiwara Radio Sempat Booming di Indonesia, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.