Euforia ber-Facebook
sebenarnya sudah selesai pada pertengahan tahun 2011. Pada saat itu sangat
banyak eksodus dari para pemakai Friendster dan juga para pemula yang baru saja
mengenal jejaring sosial. Dan untuk Indonesia, yang disebut pemula ini usianya
variatif. Mulai dari usia belasan hingga manula. Dari sisi sosial tentu saja
ini adalah hal yang wajar.
Pada masa Euforia, animo untuk bergabung pada suatu Halaman
atau Grup sangat besar sehingga tanpa ada undangan, atau tanpa harus di-add
pada sebuah grup, para pengguna sudah berbondong-bondong sendiri. Tanpa perlu
mempertimbangkan nilai lebihnya, para pengguna dengan sukarela mau bergabung.
Setelah masa Euforia hilang, para pengguna sudah mulai
logis. Mereka hanya mau bergabung pada suatu halaman atau grup yang dianggap
memberi nilai tambah pada dirinya. Dan itupun tidak serta merta diiringi oleh
sikap progresif seperti rajin memosting, banyak di antaranya yang memilih jadi
pembaca setia. Dan lagi-lagi ini wajar.
Mohon maaf, apa yang akan saya sampaikan ini adalah objektif
dari sisi pandang teknologi informasi dan sosial, jadi tidak berurusan dengan
faktor selera yang memang tidak memiliki ukuran baku. dari sisi angka-angka
yang ada dari beberapa sampel Halaman Facebook, sangat terlihat adanya
kejenuhan dari para pengguna. Contoh gambar di bawah adalah masih tergolong
"mending", ada 977 kiriman dan direspon oleh 50 pengguna. Dan ada
pula yang parah, ada sekitar 1500 kiriman tapi hanya direspon oleh 15 orang!
Melihat angka-angka kejenuhan ini, sebenarnya termasuk
sangat memaksa diri bagi mereka yang tetap rajin membuat halaman-halaman atau
grup-grup baru. Padahal tema yang diangkat adalah itu-itu saja. Sekali lagi ini
dari sisi logis, namun bila selera yang dikedepankan maka itu perkara lain
tentunya.
Tanpa harus melihat angka-angkapun sebenarnya mudah untuk
menengarai apakah sebuah halaman atau grup telah jenuh atau belum. Bila
postingan didominasi oleh administrator, sedangkan postingan dari anggota grup
hampir tidak ada, malah untuk merespon apa yang telah diposting oleh adminpun
sangat sulit, maka dipastikan titik jenuh itu telah tercapai.
Dalam keadaan sudah jenuh, posting seorang admin pada
wall-nya sendiri jauh lebih elegan dibanding dibagikan ke halaman atau grup
yang dikelolanya. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan pada halaman atau grup
yang sudah jenuh tersebut terkecuali ada inovasi-inovasi yang tidak terpikirkan
oleh orang lain. Sedangkan untuk melahirkan sebuah inovasi bukanlah hal mudah.
Karena Facebook ini berbasis multimedia yang terdiri dari
huruf, angka, gambar, dan video maka secara praktikal akan lebih prospektif
bagi halaman atau grup yang bertemakan tokoh/selebritis, berita, iklan, karya
tulis, karya sastra, dan teknologi informasi.
Khusus untuk teknologi informasi, penggunaan Facebook memang
tidak ada matinya. Para Blogger, para web designer, para progammer, dan
unsur-unsur brainware lainnya terus meriah.
Sama seperti pada awalnya, untuk menulis yang berbobot
banyak orang yang lebih memilih blog atau website sebagai media. Adapun
Facebook hanya digunakan untuk penarik trafik. Atau untuk penampung tulisan.
Dan setelah ditampung maka ujung-ujungnya tetap diangkat ke website atau blog
setelah melalui tahap seleksi.
Demikianlah artikel dari Kontakmedia yang berjudul Euforia Facebook Sudah Lama Lewat, semoga bermanfaat. Dan terima kasih untuk Anda yang telah berkunjung ke blog ini.